Persiapan Finansial Sebelum Kuliah di Jerman dan Prancis

 

Melanjutkan pendidikan ke luar negeri, khususnya di Jerman dan Prancis, menjadi pilihan populer bagi banyak mahasiswa Indonesia. Kedua negara ini menawarkan kualitas pendidikan tinggi yang baik, biaya kuliah yang relatif terjangkau, serta kesempatan untuk memperluas jaringan internasional. Namun, untuk bisa menikmati pengalaman belajar yang lancar, persiapan finansial sebelum kuliah di Jerman dan Prancis sangatlah penting. Artikel ini akan membahas berbagai langkah finansial yang perlu disiapkan sebelum menempuh studi di kedua negara tersebut.

 

1. Biaya Kuliah dan Riset Biaya Hidup

 

Biaya Kuliah di Jerman dan Prancis

Salah satu alasan utama mengapa Jerman dan Prancis menarik minat mahasiswa internasional adalah karena sebagian besar universitas negeri di Jerman dan Prancis tidak memungut biaya kuliah, terutama untuk jenjang sarjana (S1). Mahasiswa hanya perlu membayar semesterbeitrag atau kontribusi semester yang berkisar antara 150 hingga 300 euro per semester. Namun, universitas swasta dan program berbahasa Inggris biasanya mengenakan biaya yang lebih tinggi, sehingga penting untuk melakukan riset tentang program yang Anda pilih.

Biaya Hidup di Jerman dan Prancis

Biaya hidup adalah faktor penting yang harus diperhitungkan. Biaya hidup di Jerman bervariasi tergantung kota, dengan rata-rata sekitar 850 hingga 1.200 euro per bulan, mencakup sewa, makanan, transportasi, dan kebutuhan sehari-hari. Kota besar seperti Berlin, Munich, dan Frankfurt memiliki biaya hidup yang lebih tinggi.

Di Prancis, terutama di Paris, biaya hidup bisa mencapai 1.000 hingga 1.500 euro per bulan. Namun, kota-kota lain seperti Lyon, Toulouse, atau Nantes memiliki biaya hidup yang lebih rendah, berkisar 800 hingga 1.000 euro per bulan.

 

2. Menyusun Anggaran Finansial

 

Menyusun anggaran finansial untuk kuliah di Jerman dan Prancis sangat penting untuk menjaga kestabilan keuangan selama masa studi. Berikut beberapa pos pengeluaran yang perlu dimasukkan dalam anggaran:

  • Sewa dan utilitas (listrik, internet, air)
  • Transportasi (tiket transportasi umum atau sepeda)
  • Asuransi kesehatan, yang wajib bagi mahasiswa internasional di kedua negara
  • Makanan dan kebutuhan sehari-hari
  • Biaya buku dan perlengkapan studi
  • Hiburan dan rekreasi (aktivitas sosial, perjalanan)

Anggaran yang rinci akan membantu Anda mengontrol pengeluaran selama masa studi dan mencegah kehabisan dana di tengah jalan.

 

3. Membuka Rekening Bank Lokal

 

Salah satu langkah penting yang sering diabaikan adalah membuka rekening bank di Jerman atau Prancis. Memiliki rekening lokal akan mempermudah pengelolaan keuangan sehari-hari, baik untuk pembayaran sewa, belanja, atau keperluan lain. Di Jerman, beberapa bank populer yang menyediakan layanan untuk mahasiswa internasional antara lain Deutsche Bank, Commerzbank, dan N26. Sedangkan di Prancis, Anda bisa memilih bank seperti BNP Paribas, Société Générale, dan La Banque Postale.

Pastikan untuk memilih bank yang menawarkan layanan bebas biaya atau biaya rendah untuk transaksi internasional, serta layanan perbankan online yang mudah diakses.

 

4. Asuransi Kesehatan: Wajib di Jerman dan Prancis

 

Asuransi kesehatan adalah syarat wajib bagi mahasiswa internasional di Jerman dan Prancis. Di Jerman, mahasiswa biasanya dapat memilih antara asuransi kesehatan publik atau swasta, dengan biaya bulanan sekitar 110 hingga 130 euro. Asuransi ini mencakup sebagian besar biaya medis selama di Jerman.

Di Prancis, mahasiswa internasional diharuskan mendaftar di Sécurité Sociale, sistem asuransi kesehatan nasional, yang biayanya relatif rendah atau gratis tergantung dari situasi pribadi Anda. Namun, banyak mahasiswa yang juga memilih asuransi tambahan (mutuelle) untuk menutup biaya medis yang tidak tercakup oleh asuransi dasar.

 

5. Pekerjaan Paruh Waktu untuk Mahasiswa Internasional

 

Bekerja paruh waktu adalah cara efektif untuk membantu mengurangi beban keuangan selama studi di luar negeri. Di Jerman, mahasiswa internasional diizinkan bekerja hingga 120 hari penuh atau 240 hari setengah hari dalam setahun tanpa perlu izin kerja khusus. Pekerjaan seperti asisten riset, tutor, atau bekerja di restoran menjadi pilihan umum mahasiswa.

Di Prancis, mahasiswa internasional juga diizinkan bekerja hingga 964 jam per tahun (sekitar 20 jam per minggu selama masa kuliah). Namun, penting untuk memastikan bahwa pekerjaan paruh waktu ini tidak mengganggu studi akademis.

 

6. Mempersiapkan Dana Darurat

 

Saat mempersiapkan kuliah di Jerman atau Prancis, jangan lupa untuk menyiapkan dana darurat. Dana darurat penting untuk menutupi biaya tak terduga seperti perbaikan barang elektronik, biaya kesehatan tambahan, atau situasi darurat lainnya. Simpan dana ini di rekening terpisah yang mudah diakses jika diperlukan.

Biasanya, dana darurat yang disarankan adalah cukup untuk menutupi pengeluaran selama tiga hingga enam bulan.

 

Persiapan finansial yang matang adalah kunci kesuksesan bagi siapa pun yang ingin kuliah di Jerman atau Prancis. Dengan melakukan riset biaya kuliah, menyusun anggaran, memanfaatkan peluang beasiswa, dan mengelola keuangan dengan baik, Anda bisa fokus pada pengalaman akademis dan budaya tanpa perlu khawatir tentang masalah keuangan. Pastikan juga untuk selalu memiliki dana darurat serta mengakses informasi yang relevan terkait peraturan kerja dan asuransi kesehatan di negara tujuan.

Dengan perencanaan yang baik, Anda bisa meraih mimpi studi di Eropa dengan lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan yang ada. Jika Anda masih ragu terkait persiapan kuliah di Jerman dan Prancis, Nobel Edu Indonesia siap membantu merancang persiapan kuliah Anda di kedua negara tersebut.

 

Author

Tasya